Hari Ke-2
Berdasarkan SK Dinkes
Kabupaten Kayong Utara, aku ditempatkan di Puskesmas Teluk Batang. Dalam
benakku, tidak terpikir sama sekali seperti apa keadaan Teluk Batang karena
kalau dibayangkan sepertinya sedikit “menyeramkan” :) Kenapa aku bisa berpikir kayak gitu?? Soalnya kota Sukadana saja
yang notabene merupakan ibukota Kabupaten keadaannya seperti ini apalagi Teluk Batang
yang hanya sebuah kecamatan. Kata “seperti ini” dapatku gambarkan dengan
keadaan antara satu bangunan dengan bangunan masih jarang, di kiri kanan jalan
masih bisa dilihat semak-semak atau pohon-pohon besar. Beberapa kali kulihat disini banyak pohon durian yang tumbuh. Para pecinta durian pasti senang sekali klo berada disini secara Sukadana sendiri adalah penghasil durian yang katanya buah
duriannya sangat enak dan yang sering dikirim ke Pontianak. Gara-gara itu di tengah
kotanya dibangunlah sebuah tugu durian.
 |
Tugu Durian di Sukadana |
Untukku hal ini bukanlah suatu hal yang
istimewa karena boleh dikatakan aku pembenci buah berduri satu ini dan beruntung sekali diriku karena musim durian katanya sudah lewat ..Alhamdulillah
ya Rabb…(sujud syukur).
Oke, lanjut ke cerita, setelah menyelesaikan administrasi
di dinkes kabupaten akhirnya kami berangkat ke Teluk Batang. Perjalanan dari
Sukadana ke Teluk Batang memakan waktu selama kurang lebih 1 jam. Enaknya disini, kita ga mungkin tersesat karena disini jalan utamanya cuma
satu aja. Ikut aja jalan itu, maka sampailah kamu ke kota
tujuan,,hihihihii...Buat diriku yang dulu sering tersesat semasa masih di Jogja
terutama daerah Pogung (entah kenapa buatku daerah Pogung layaknya suatu labirin) ini adalah suatu anugrah,,hahaha. Akhirnya setelah menempuh
perjalanan selama kurang lebih 1 jam, sampailah di Puskesmas Teluk Batang.
Tereeret....... sebenernya sedikit agak terkejut melihat keadaan puskesmasnya.
Hmmm,,begini yaa..Jangan pernah sama sekali membayangkan keadaaan puskesmas
disini sama dengan puskesmas di daerah Jawa, karena akan berbeda sama sekali. Dulu,
padahal ketika saya bekerja di puskesmas di Jogja saya sudah menganggap daerah
disana sudah cukup ”terpencil” karena jauh dari kota tapi ternyata disini lebih
jauh kuadrat dari kota. Di Teluk Batang atau secara umum Kalimantan, bangunan
masih banyak menggunakan kayu, jadi kesannya jika bangunannya sudah cukup lama
jadi gimanaaaaa gitu..
 |
Puskesmas Teluk Batang pandangan diagonal :)) |
Di Puskesmas, saya cuma mampir sebentar untuk perkenalan
singkat karena selanjutnya saya akan di antar ke rumah dinas yang jaraknya
kurang lebih 3 km dari puskesmas. Mengapa rumah dinas saya jauh?? Hal ini
dikarenakan sebenernya Puskesmas Teluk Batang akan dipindahkan ke bangunan baru
yang disana juga sudah dibangunkan rumah dinas untuk para pekerjanya. Tapi karena belum selese dan ada sedikit kendala maka
pelayanan belum bisa dilaksanakan di bangunan Puskesmas yang baru. Khusus untuk dokternya, rumah dinasnya diberikan yang
bangunan baru. Sebenernya bangunan rumah dinasnya sangat layak huni,
tapiiiiiiiii,,, karena puskesmasnya belum aktif, listrik di perumahan dinas itu
belum ada. Sebenernya ada siiih, tapi terbatas karena masih numpang. Jadi, selama ini
listrik yang digunakan di perumahan dinas masih menumpang dengan listrik
rumahnya pak RT. Bayangkan saja, listrik dengan daya 450 Watt digunakan untuk 4
rumah sekaligus. Apa cukup???? Nah, karena masalah itu, jadinya kalau malam tiba
tiap rumah hanya boleh menghidupkan maksimal 3 lampu tidak untuk alat2
elektronik lainnya.
 |
Bangunan Puskesmas yang baru dari belakang |
 |
Rumah dinas dokter |
 |
Pemandangan sebelah kiri rumah dinas |
 |
Pemandangan sebelah kanannya |
Selain itu ada permasalahan lain di rumah dinas, yaitu dari
jalan masuk ke perumahan dinas. Jalan masuknya harus melewati jalan kecil di
samping puskesmas. Nah, jalan kecil ini sebenernya belum benar2 dibuat jalan,
jadi cuma sekedar jalur yang bisa dilewati saja, ya bisa dikatakanlah jalan
setapak. Kirinya masih semak belukar dan kanannya bangunan puskesmas yang juga
sudah mulai dipenuhi tumbuh-tumbuhan. Fine, kalau cuaca panas, jalanannya kering. Kalau
hujan? Hohohoho,,, udah becek ga ada ojek pula. Biasanya kalau hujan, para
penghuni rumah dinas disana menggunakan sepatu boot untuk bisa keluar dengan
selamat dari perumahan dinas ke jalan utama. Tapi paling menyeramkan kalau
malam hari, dipastikan ga ada yang berani keluar, gelap sudah pasti. Hmmm,
bayangkan saja, betapa ”menyenangkan” sekali.
 |
Ni dia jalan menuju komplek rumah dinas |
 |
Becek..cek..cek.. |
Satu hal lagi, kalau di rumah
dinas sudah pasti susah sinyal telekomunikasi. Entah mengapa, daerah desa
Sungai Paduan sulit mendapatkan sinyal telekounikasi, mungkin ya dikarenakan
jauh dari towernya atau geografinya, ah entahlah.. Kalau di rumah dinas
biasanya saya harus pintar2 mencari sinyal, kemaren sukses dengan menempelkan
handphone ke dinding. Itupun masih kedap-kedip sinyalnya, tapi lumayanlah masih
bisa nangkep sinyal daripada ga sama sekali (Alhamdulillah yaaa....).
Oh ya, satu hal lagi yang sedikit mengganngu adalah soal masih banyaknya hewan2 yang berasal dari semak-semak sekitar. Ada apa aja?? Yuk mari kita sebutkan satu persatu.. hehhee.. Mulai dari nyamuk, ulat kaki seribu, laron, berbagai macam jangkrik, lipan, berbagai macam semut, tapi juga mash banyak burung dengan suara yang bagus-bagus. Dari semua ini intinya suasana hutannya dapet bangetlaaaah...
 |
Bukti keganasan hewan entah jenis apa dari hutan,, gatel banget+membekas |
|
|
Yah dengan keadaan rumah dinas yang seperti ini, bisa dibayangkan seberapa lama
aku bisa bertahan..3 hari, yup hanya 3 hari aku bisa bertahan dan itupun hanya ketika
diriku masih ditemani oleh bapak tinggal disana. Kalau untuk sendirian
sepertinya nyaliku tidak setegar batu karang. Akhirnya setelah 3 hari, aku
lebih memilih untuk kos di depan rumah yang ada di puskesmas. Di rumah kos itu
sebelumnya sudah ada seorang teman dokter umum yang juga kos disana dikarenakan
dia juga tidak memiliki nyali yang cukup besar untuk tinggal di rumah dinas
dengan keadaan seperti itu (Peaceee, yooow). Dan sekarang kami _saya dan dr. Umum_ yang
seharsnya menempati rumah dinas itu, menjadikan rumah dinas kami layaknya
sebuah villa, hehhee.. Jadi kami mengunjungi rumah dinas diwaktu luang dan jika
ada beberapa barang yang masih tertinggal maka kami akan mengunjunginya sekali2 saja :)
Yap ini ceritaku, mana ceritamu..................